Budi dan Andi sedang menghampiri kios koran untuk membeli beberapa koran serta majalah. Penjual koran yang seharusnya ramah ternyata melayani dengan buruk, tidak sopan, dan dengan muka cemberut.
Budi jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu. Yang mengherankan, Andi tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual tersebut.
Budi pun bertanya kepada sahabatnya, “Mengapa kamu bersikap sopan kepada penjual menyebalkan itu?” Andi menjawab, “Mengapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak?”
Betul! Itulah inti dari kisah kali ini. Jangan pernah biarkan orang lain menentukan cara kita dalam bertindak.
Seandainya ada seseorang yang melakukan hal yang buruk kepada kita, jangan terpengaruh. Sayangnya, sering kali kita terprovokasi oleh situasi. Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita.
Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita pun membalasnya. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadinya sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang tersebut.
Harus kita akui, kadang kala kita gagal juga dalam hal ini, khususnya saat kita berkendara. Saat ada mobil lain menyerobot jalan dengan seenaknya, kita tiba-tiba jadi jengkel dan berusaha membalasnya dengan gantian menyerobot jalannya.
Mengapa untuk berbuat baik saja, saya harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Pilihlah tetap berbuat baik, sekalipun mungkin kita menerima hal yang buruk. Keputusan untuk bertindak ada di tangan kita, sepenuhnya!
sumber: gugling.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar